Rabu, 15 Juni 2011

MOSA DAKI By : Frumentius Somerpes


Mosa daki bukan sekedar peran tapi juga tanggung jawab.  Di pundaknya ada tugas dan tuntutan tanggung jawab yang sangat besar. Mosa daki  juga bukan sekedar nama yang dilekatkan pada pribadi tertentu untuk sekedar menaikan derajad dalam struktur sosial tapi sekali lagi merupakan tugas yang menuntut loyalitas dan tanggung jawab. Kepemimpinan Mosa Daki terimplisit di dalam tugas dan tanggung jawabnya itu. Karena itu dalam masyarakat budaya Keo Kabupaten Nagekeo Propinsi NTT, dikenal beberapa istilah yang melekat pada kata Mosa daki :
1.       Mosa Tuka Timba, Daki Mata Daci
Mosa Tuka Timba, Daki Mata Daci adalah pemimpin yang arif dan bijaksana. Pemimpin yang sanggup menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin dan sanggup membawa orang yang dipimpinnya untuk keluar dari segala persoalan hidupnya.
2.       Mosa Tuka Mere, Daki Kambu Kapa
Mosa Tuka Mere, Daki kambu Kapa adalah pemimpin yang sabar dan tabah. Tidak mudah dipancing emosinya dan mampu menanggapi segala masalah dan situasi dengan kepala dingin.
Kenyataan bahwa Mosa Daki merupakan tugas sekaligus tangggung jawab maka di dalamnya ada panggilan  kemanusian. Mosa adalah jantan dan berwibawa. Ia menjadi pelindung dan pengayom masyarakat sekaligus menjadi figur yang digugu dan ditiru. Mosa Daki juga adalah orang yang berani berkorban demi kebahagiaan dan kepuasan seluruh rakyat, termasuk di dalamnya pengorbanan moril dan materi.
Menjadi mosa daki bukan sebuah tahta yang harus diperebutkan  dalam pengertian politik yang menyertakan embel-embel  kepentingan dan nafsu menguasai sebab yang seperti itu bukanlah mosa daki dalam arti yang sesungguhnya. Ia hanyalah mosa lo’a daki wawi atau mosa dia ka daki mbenga pesa atau juga mosa daki foko mbua.
Mengingat tugas yang sangat mulia tersebut, tidak jarang Mosa Daki adalah orang yang selalu dihormati. Dalam realitas budaya Keo, Mosa Daki menempati posisi penting dan dijunjung tinggi. Hajatan adat memberikan mereka tempat yang penting karena mereka adalah orang yang nantinya harus berbicara (juru mbabho Ngasi). Di depan mereka disuguhi kepala babi sebagai simbol penghargaan kepada seorang kepala / pemimpin sebab di kepala seorang pemimpin  menyimpan seribu pikiran dan berjuta  ide bijak untuk masyarakat pimpinannya. Kepala yang sanggup menyelesaikan berbagai persoalan secara bijaksana. Kepala yang mengandung banyak tuturan-tuturan santun dan lembut. Sehingga kalau kepala menjadi hidangan penghormatan bagi Mosa Daki, itu bukan membuat dia besar kepala  lantas membusungkan dada. Ia harus menerimanya secara rendah hati dalam konteks makna evaluasi untuk selalu membuat diri lebih baik, bijak dan terhormat dalam setiap tutur dan perbuatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar