Banyak orang salah kaprah dalam menggunakan konsep tentang bahasa ibu, malah saya boleh mengatakan bahwa di antara kalangan mahasiswa sendiri konsep tentang bahasa ibu sering dicampuradukan dengan konsep tentang bahasa sang ibu. Hemat saya, berbicara tentang bahasa ibu sebetulnya mengandunng pengertian bahwa bahasa itu pertama-tama digunakan anak dalam komunikasi setiap hari entah itu di rumah maupun dalam lingkungan pergaulannya. Terlepas pada proses pemerolehan bahasa dan simpang siur pembelajaran bahasa dari orangtua sang anak, tetap hal itu tidak menjadi alasan bagi kita untuk mengatakan bahwa bahasa sang ibu adalah bahasa yang pertama diperoleh anak. Bagi saya pemerolehan bahasa tidak serta merta membuat anak menguasai bahasa. Setiap bahasa yang diajarkan kepada anak menjadi sangat kuat salah satunya, dipengaruhi juga oleh lingkungan di sekitar yang memaksa sang anak untuk menggunakan bahasa tersebut. Oleh karena itu bahasa ibu tidak harus sama disebut sebagai bahasa sang ibu. Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai anak dalam penggunaannya sehari-hari di dalam lingkungannya untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan segala kebutuhannya. Berbeda dengan bahasa sang ibu, ia adalah bahasa yang sering digunakan ibu dalam komunikasi dengan anak tersebut, seperti meninabobokannya, memanjakannya, dan menyuapinya makan.
Terhadap konsep yang sudah saya paparkan di atas, saya kemudian membuat sebuah kesimpulan bahwa bahasa ibu tidak otomatis adalah bahasa daerah. Dalam konteks Indonesia, yang memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa nasional, bahasa indonesia bisa saja menjadi bahasa ibu atau bahasa pertama (B1). Ada pernyataan yang juga salah tentang konsep bahasa pertama dan kedua. Mereka menyebut bahasa daerah sama dengan bahasa pertama dan bahasa indonesia adalah bahasa kedua. Hemat saya, ini tidak benar. Argumen yang saya bangun didasarkan pada pertanyaan bagaimana kalau seandainya anak yang dilahirkan dari orang tua yang berasal dari daerah yang berbeda lantas hidup di kota yang terdiri dari orang-orang yang memiliki latar belakang daerah yang sangat heterogen? Kembali kepada konsep yang saya bangun, bahwa bahasa ibu adalah bahasa pertama yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan bermainnya, maka sudah sangat pasti bahwa bahasa indonesia adalah bahasa pertama atau bahasa ibu sang anak. Alasan utama saya membuat argumem ini adalah bahwa dalam konteks masyarakat yang heterogen yang menyertakan keanekaan bahasa, bahasa persatuan sudah pasti dipakai dalam komunikasi sehari-hari. Terlepas dalam pemerolehan bahasa, sang anak mengenal bahasa sang ibu atau bahasa sang bapak, itu tidak sertamerta membuat ia menguasai bahasa itu sebab hakikat penguasaan bahasa, mengandaikan bahasa itu dipakai atau digunakan dalam komunikasi dan interaksi dan hakikat bahasa pertama adalah seberapa besar stimulus yang diberikan lingkungan terhadap anak dalam berkomunikasi. Jadi sekalipun ia mengenal bahasa sang ibu atau bahasa sang ayah, belum tentu ia menguasai keduanya sebab ia akan lebih cenderung menggunakan bahasa yang selalu ia gunakan dalam berkomunikasi dengan teman-teman sebaya dan teman-teman bermainnya. Oleh karena itu sudah saatnya kita bisa membedakan mana sebenarnya yang disebut sebagai bahasa ibu (bahasa pertama) dan mana yang menjadi bahasa sang ibu serta mampu menegnal konsep yang sesungguhnya tentang bahasa pertama dan kedua sehingga kita tidak salah kaprah lantas serta merta mengatakan bahwa bahasa daerah otomatis adalah bahasa ibu atau bahasa pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar